Banyak kalangan
masyarakat Indonesia mencibir banyaknya pemakaiaan bahan plastik pada kenadaraan
mobil khususnya yang dikeluarkan oleh
produsen Toyota. Masyarakat beranggapan bahwa akan terjadi rawan kecelakaan
akibat pemakaian bahan plastic tersebut. Tetapi kenapa Toyota menggunakan plastic
tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh pihak Deputy Managing Director for Commercial Operations, Toyota Kirloskar Motor Pvt. Ltd Shekar Viswanathan, penggunaan plastik justru membuat mobil bisa lebih ramah lingkungan. Plastik pun membuat mobil lebih irit BBM karena bobotnya ringan. Bobot mobil berkurang sekitar 10 persen, dan meningkatkan daya jelajah (mileage) sampai 6 persen. Selain itu penggunaan plastik juga membuat mobil bisa dibentuk lebih cantik.
Bentuk mobil yang streamline akan menurunkan hambatan aerodinamis yang ujung-ujungnya berkontribusi pada efisiensi bahan bakar dan daya tarik mobil.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, yang termuat dalam situs Toyota Indonesia disebutkan bahwa Toyota memanfaatkan lebih banyak komponen plastik. Contohnya Toyota Kijang Innova. MPV ini memanfaatkan material plastik di komponen panel instrument, kursi-kursinya, modul bagian depan, panel pintu bagian dalam, bumper dan komponen-komponen lainnya.
Toyota juga serius melakukan inovasi yang ramah lingkungan. Misalnya mengembangkan resin yang diberi warna. Bila resin sudah berwarna, maka tidak perlu lagi pengecatan paska pencetakan. Dengan demikian bisa dikurangi emisi akibat proses pengecatan, proses hisap debu dan proses pengeringan.
Toyota juga terus menguji beragam bioplastik. Untuk tahap awal dipasang di model-model tertentu. Jika hasilnya bagus dan cost-effective, bioplastik itu selanjutnya dipakai di semua model Toyota.
Viswanathan memberikan contoh pada Toyota Prius. Bukan cuma sistem penggeraknya yang hijau, tapi juga penggunaan bioplastik meluas. Material plastik yang mudah diurai alam ini dibuat dari jagung, tebu atau kenaf. "Prius menggunakan eco-plastic di sejumlah komponen interior seperti pelapis pintu, bantalan kursi dan scuff boards,” paparnya. Bioplastik juga dipakai di interior Lexus HS 250 Hybrid. "Penggunaan bioplastik menghemat 20% emisi CO2 mobil sepanjang masa pakainya,"
Seperti yang dikatakan oleh pihak Deputy Managing Director for Commercial Operations, Toyota Kirloskar Motor Pvt. Ltd Shekar Viswanathan, penggunaan plastik justru membuat mobil bisa lebih ramah lingkungan. Plastik pun membuat mobil lebih irit BBM karena bobotnya ringan. Bobot mobil berkurang sekitar 10 persen, dan meningkatkan daya jelajah (mileage) sampai 6 persen. Selain itu penggunaan plastik juga membuat mobil bisa dibentuk lebih cantik.
Bentuk mobil yang streamline akan menurunkan hambatan aerodinamis yang ujung-ujungnya berkontribusi pada efisiensi bahan bakar dan daya tarik mobil.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, yang termuat dalam situs Toyota Indonesia disebutkan bahwa Toyota memanfaatkan lebih banyak komponen plastik. Contohnya Toyota Kijang Innova. MPV ini memanfaatkan material plastik di komponen panel instrument, kursi-kursinya, modul bagian depan, panel pintu bagian dalam, bumper dan komponen-komponen lainnya.
Toyota juga serius melakukan inovasi yang ramah lingkungan. Misalnya mengembangkan resin yang diberi warna. Bila resin sudah berwarna, maka tidak perlu lagi pengecatan paska pencetakan. Dengan demikian bisa dikurangi emisi akibat proses pengecatan, proses hisap debu dan proses pengeringan.
Toyota juga terus menguji beragam bioplastik. Untuk tahap awal dipasang di model-model tertentu. Jika hasilnya bagus dan cost-effective, bioplastik itu selanjutnya dipakai di semua model Toyota.
Viswanathan memberikan contoh pada Toyota Prius. Bukan cuma sistem penggeraknya yang hijau, tapi juga penggunaan bioplastik meluas. Material plastik yang mudah diurai alam ini dibuat dari jagung, tebu atau kenaf. "Prius menggunakan eco-plastic di sejumlah komponen interior seperti pelapis pintu, bantalan kursi dan scuff boards,” paparnya. Bioplastik juga dipakai di interior Lexus HS 250 Hybrid. "Penggunaan bioplastik menghemat 20% emisi CO2 mobil sepanjang masa pakainya,"
No comments:
Post a Comment